Rabu, 21 Oktober 2015

Aku merindukan kita

Aku merindukan kita dulu
Saat kita tak saling menyakiti
Saat kita tak saling bersembunyi
Saat kita tak saling menghakimi

Aku merindukan kita dulu
Saat kata selalu berbuah tawa
Saat kontra tak berarti bara
Saat selisih paham hanya sebuah rasa dari persahabatan kita

Aku merindukan kita dulu
Saat cerita bisa mempererat kita
Saat hanya kau yang mendengar tangisku
Saat hanya aku yang mendengar kisah pilumu
Saat kita menangis bersama dan saling menguatkan satu sama lain

Aku merindukan kita dulu
Saat kau tidak sekeras kepala sekarang
Saat aku tidak sekeras kepala sekarang
Saat kita tidak egois pada diri kita

Aku pikir persahabatan kita akan bertahan lama
Aku pikir persahabatan kita tidak mudah goyah hanya karena sebuah kata
Aku pikir kita tidak akan menjauh karena ada mereka
Aku hanya berpikir kau akan menjadi sahabat terbaikku selamanya

Tidak, aku salah, semuanya berubah
Tak ada tawa lagi diantara kita
Tak ada cerita lagi tentang kita
Kita hanya sebuah kata yang sementara

Jumat, 16 Oktober 2015

Diam

Kapan sebenarnya kita harus bersuara?
Saat orang lain diamkah? Atau saat orang lain banyak bicara?
Suara seperti apa yang akan didengar oleh semua orang?
Suara lembut kah agar mudah dimengerti? Atau suara nyaring agar jelas terdengar?

Diam adalah emas jika dilakukan pada saat yang tepat
Aku selalu diam setiap saat dan itu bukanlah hal yang benar
Tapi harus bagaimana lagi, tak ada suara yang menguntungkanku
Pernah sekali kucoba bersuara untuk diriku dan itu sama sekali tak berhasil

Bukan, bukan karena mereka yang salah
Bukan pula karena aku apalagi tuhan yang salah
Tidak ada salah yang perlu disalahkan
Hanya pemahan  kita tentang diamlah yang salah dan itupun tidak perlu disalahkan

Aku akan selalu diam sampai aku tidak bisa diam lagi dan hanya akan menyimpan semuanya hanya untukku sendiri
Seperti yang selalu kulakukan selama ini
Mungkin jika aku benar benar sudah tidak bersuara lagi mereka bisa mendengarkan dan mengerti semuanya
Tapi jika waktu itu tiba, bukannya semuanya sudah terlambat? Ya, hanya akan ada sebuah penyesalan

Seperti yang selalu terjadi dan sering disuarakan banyak orang, waktulah yang akan menjawab semuanya...

Rabu, 14 Oktober 2015

Aku masih tersesat

Tak ada masa depan yang dapat kulihat
Semua nampak semu dihadapanku
Yang kulakukan selalu tidak benar
Satu persatu orang - orang pergi meninggalkanku

Tak kumengerti apa sebenarnya yang kualami
Semua terjadi begitu saja
Tak kupahami sebab - akibat atas semua yang terjadi
Aku hanya diam membisu tanpa berbuat apa - apa

Rasa bosan, sedih, marah, kecewa selalu kurasakan setiap saat
Tanpa kusadari aku selalu menyalahkan tuhan dan orang yang kuanggap salah atas apa yang terjadi
Bahkan sebenarnya aku tidak mengetahui siapa dalang dibalik kisah rumit hidupku ini
Kesalahan orang lain, kah? Atau hanya aku yang tidak berkaca diri

Aku masih tersesat
Tersesat dalam rimba di kepalaku sendiri
Aku masih tersesat
Tak ada jalan terang yang benar - benar bisa kulihat